Jakarta – China merespons pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) yang menuduh negara-negara anggota BRICS menjalankan kebijakan anti Amerika. INITOGEL Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, BRICS adalah platform penting bagi kerja sama antara negara-negara emerging market dan negara berkembang.
Dia menolak tuduhan Trump dan menyebut bahwa BRICS mengedepankan keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama yang saling menguntungkan.
“BRICS bukan blok yang bersifat konfrontatif, dan tidak menargetkan negara mana pun,” kata Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Senin (7/6/2025).
Lebih lanjut, China juga menanggapi ancaman Donald Trump yang akan memberlakukan tambahan tarif sebesar 10 persen terhadap negara-negara anggota BRICS yang dinilai sejalan dengan kebijakan yang disebut Trump ‘anti-Amerika.’
“Terkait kenaikan tarif oleh Amerika Serikat, posisi China sudah disampaikan berulang kali. Perang dagang dan perang tarif tidak membawa kemenangan bagi siapa pun, dan proteksionisme tidak akan menghasilkan solusi yang berkelanjutan,” jelas Mao.
Tentang Perdang Dagang dan Tarif
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3246041/original/098552200_1600818356-Screenshot__412_.jpg)
Presiden AS Donald Trump pidato di Sidang Umum PBB. Ia menyerang China dalam pidatonya. Dok: Gedung Putih
Mao menegaskan, China menentang perang dagang dan perang tarif. Menurut pemerintah China, kebijakan tarif seharusnya tak dijadikan alat untuk memaksakan kehendak atau memberi tekanan ke negara mana pun.
“Kenaikan tarif secara sepihak tidak menguntungkan siapa pun,” ucapnya.
Diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif impor tambahan sebesar 10 persen terhadap negara-negara anggota BRICS.
“Setiap Negara yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika BRICS, akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10%. Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini,” tulis Trump dalam postingan di plarform media sosial Truth Social, dikutip dari CNBC International, Senin (7/7/2025).
Pengumuman Tarif Tambahan
Pengumuman tarif tambahan oleh Trump muncul saat blok negara-negara berkembang yang tergabung dalam BRICS berkumpul di Rio de Janeiro, Brasil untuk sebuah pertemuan puncak.
Adapun negara anggota BRICS meliputi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran. BRICS menggambarkan diri sebagai forum koordinasi politik dan diplomatik bagi negara-negara dari belahan bumi selatan dan untuk koordinasi di berbagai bidang yang beragam.
Pada pertemuan di Rio de Janeiro, Brazil itu Presiden China Xi Jinping mengirim perdana menteri Li Qiang. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin hadir secara daring.
Sumber : Tribunnews88.id