Washington, DC – Presiden Donald Trump mencabut perlindungan Secret Service untuk Kamala Harris, yang sebelumnya diperpanjang oleh Joe Biden menjelang akhir masa jabatannya. DELAPANTOTO Hal ini disampaikan oleh salah satu penasihat Harris.
Secara hukum, sebagai mantan wakil presiden, Harris berhak mendapatkan pengamanan selama enam bulan setelah meninggalkan jabatannya pada Januari lalu. Masa perlindungan itu seharusnya berakhir pada Juli. Namun, Biden diam-diam memperpanjangnya selama satu tahun melalui sebuah arahan resmi. Perpanjangan itu kemudian dibatalkan Trump lewat sebuah memo bertanggal Kamis (28/8). Demikian seperti dilaporkan BBC.
Keputusan itu diambil tepat saat Harris bersiap memulai tur nasional untuk mempromosikan bukunya “107 Days”, sebuah memoar tentang kampanye pencalonannya sebagai presiden pada 2024 yang singkat dan akhirnya gagal.
Dalam memo terkait, Trump memerintahkan Secret Service untuk menghentikan seluruh prosedur keamanan yang sebelumnya diotorisasi melalui Executive Memorandum, kecuali yang diwajibkan oleh hukum.
Seorang pejabat senior Gedung Putih membenarkan langkah ini.
Balas Dendam Trump?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4994431/original/096025900_1730941621-20241107-Kamala_Harris-AFP_8.jpg)
Dalam sistem pilpres AS, calon presiden yang berhasil meraih 270 atau lebih suara elektoral keluar sebagai pemenang. Dengan sistem ini, seorang calon presiden bisa dinyatakan menang pilpres meski kalah suara popular (popular vote). (ANGELA WEISS/AFP)
Sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada CBS bahwa penilaian ancaman terbaru tidak menemukan indikasi serius yang bisa menjadi alasan untuk memperpanjang pengawalan Harris melebihi enam bulan masa perlindungan yang diwajibkan undang-undang.
Pada 2008, Kongres AS memberlakukan undang-undang yang mengizinkan Secret Service memberikan perlindungan kepada mantan wakil presiden, pasangan mereka, serta anak-anak di bawah usia 16 tahun setelah mereka meninggalkan jabatan. Sudah lebih dari tujuh bulan sejak Harris lengser bersama berakhirnya pemerintahan Biden pada Januari lalu. Suaminya, Doug Emhoff, sudah lebih dulu kehilangan pengawalan pada 1 Juli, tepat saat periode wajib berakhir.
Dengan berakhirnya perlindungan itu, Harris tidak lagi dijaga oleh agen-agen yang sebelumnya mengawal dirinya dan rumah pribadinya di Los Angeles. Dia juga kehilangan akses pada pengawasan ancaman dini yang biasanya dijalankan untuk mendeteksi dan mencegah potensi bahaya. Jika harus dibiayai secara pribadi, pengamanan serupa bisa menelan biaya jutaan dolar per tahun.
Gubernur California Gavin Newsom dan Wali Kota Los Angeles Karen Bass sama-sama menyatakan kemarahan atas keputusan ini. Seperti Harris, keduanya adalah politikus Demokrat.
“Ini adalah aksi balas dendam lain, bagian dari daftar panjang pembalasan politik dalam bentuk pemecatan, pencabutan izin keamanan, dan sebagainya,” kata Bass kepada CNN, yang pertama kali memberitakan hal ini.
Bass menegaskan pula keputusan ini membahayakan Harris. Dia berjanji memastikan keselamatannya di Los Angeles.
Kamala Bukan yang Pertama dan Satu-satunya
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4890984/original/045960000_1720912692-Donald_Trump_Ditembak_Saat_Kampanye-AP__6_.jpg)
Ketika hendak meninggalkan panggung, Trump dilaporkan masih bisa mengepalkan tangan ke arah hadirin. (AP Photo/Evan Vucci)
Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari, Trump telah mencabut perlindungan Secret Service bagi sejumlah orang, termasuk Hunter dan Ashley Biden—anak-anak mantan presiden—serta Anthony Fauci, mantan direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases.
Beberapa mantan pejabat dan sekutu Trump juga kehilangan pengawalan, di antaranya mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Trump yang kemudian menjadi pengkritik vokal.
Selama menjabat, Harris menghadapi berbagai ancaman keamanan. Mantan pejabat Secret Service menilai bahaya yang dia hadapi kian besar karena Harris adalah perempuan pertama sekaligus orang kulit berwarna pertama yang menduduki jabatan wakil presiden.
Pada Agustus 2024, misalnya, seorang pria asal Virginia didakwa karena membuat ancaman daring untuk membunuh, menculik, atau melukai Harris dan mantan Presiden Barack Obama. Sementara itu, dalam insiden pada 2021, seorang perempuan berusia 39 tahun dari Florida mengaku bersalah atas ancaman terhadap Harris. Dia mengakui pernah mengirimkan video kepada suaminya yang sedang menjalani hukuman penjara. Dalam video tersebut, ia memperlihatkan senjata api dan menyatakan bahwa sebuah serangan bisa dilakukan dalam waktu 50 hari.
Trump sendiri menghadapi dua upaya pembunuhan selama kampanye pilpres-nya tahun lalu, di mana Secret Service berperan penting dalam melindunginya.
Sumber : Tribunnews88.id